CCTVPOLRI.COM | Sejak terjadinya kebocoran dan High Pressure System Pipa GS Zamrud - Minas beberapa bulan lalu, sampai hari ini penanganan permasalahan tersebut tak kunjung diselesaikan PT. Bumi Siak Pusako (PT. BSP). Sehingga diperkirakan telah menimbulkan kerugian negara dan Pemda Ratusan Milliar Rupiah, bahkan hampir mendekati Rp1 Triliun Rupiah
Sebagaimana disampaikan Anggota DPRD Provinsi Riau H. Sugianto, SH pada saat diwawancarai salah satu Channel YouTube beberapa hari lalu mengatakan, bahwa 1 hari saja tidak beroperasi PT. BSP akan rugi 10 M. Hal itu akibat dari tidak selesainya permasalahan penanganan terhadap bekunya minyak mentah pada sejumlah pipa di lapangan serta kebocoran yang terjadi. Dan buktinya saat ini PT. BSP sudah mendapat teguran ke 2 dari SKK Migas
"Perhari ini memprihatinkan sekali, minyak yang dikelola PT. BSP pada beku, perhari saja sudah rugikan Negara dan Pemerintah Daerah Rp10 M, sekarang sudah hari ke 90 artinya sudah 900 M," Terang H. Sugianto yang juga merupakan salah satu Bursa Kuat Balon Bupati Siak, Tahun 2024 ini.
Dalam broadcast itu juga H. Sugianto menjelaskan, sepertinya Pemda Siak kurang serius mengurus dan mengawasi BUMD yang mengelola di sektor Migas tersebut, buktinya saat ini PT. BSP sudah mendapatkan teguran ke 2 dari SKK Migas terkait permasalahan yang dihadapi saat ini.
"Pemda Siak membiarkan kepercayaan pemerintah pusat untuk mengelola Sumber Daya Alam di Sektor Migas namanya BUMD PT.BSP. Hal itu tentunya karena kurang diurus Kepala Daerah terhadap kondisi yang terjadi saat ini, karena itu merupakan Aset Daerah maka Pemda Kabupaten Siak harus andil dan terlibat dengan serius, jangan sampai melihat ketidakmampuan PT. BSP menangani masalah ini, akan berakibat pula diambil alih pusat nantinya," tutur H. Sugianto lagi
Sementara itu, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Komunikasi Rakyat Indonesia Kabupaten Siak (Forkorindo), sangat prihatin atas tidak mampunya PT. BSP menyelesaikan masalah kebocoran dan High Pressure System pipa GS Zamrud-Minas dan menilai bahwa rekanan kontraktor yang ditunjuk menyelesaikan pekerjaan tersebut tidak cakap dan handal, hal tersebut terbukti sampai hari ini permasalahan kebekuan minyak tersebut tidak juga teratasi dan diprediksi merugikan Pemda Siak dan negara hampir 1 (satu) Triliun Rupiah
"Beginilah system kerjanya, diduga tidak profesional dan serius menangani masalah kebocoran dan High Pressure System pipa GS Zamrud - Minas ini, maka akan dipastikan PAD Kabupaten Siak akan menurun. Ini bukan masalah main-main, apalah gunanya para petinggi PT.BSP dibayar mahal apabila mengatasi permasalahan teknis di lapangan saja tak cakap dan handal serta tidak mempunyai Planning yang matang," ucap Syahnurdin kepada wartawan (10/06/2024) di kantornya.
"Kami sebagai masyarakat Siak, sangat prihatin ya, terhadap kondisi PT. BSP saat ini mengenai masalah teknis yang terjadi di lapangan, apalagi ini berkaitan dengan PAD Kabupaten Siak ke depannya, karena Hasil Minyak Bumi inilah sebenarnya sumber penghasil terbesar utama untuk APBD Kabupaten Siak," tutup Syahnurdin
Untuk diketahui, bahwa salah satu teguran yang disampaikan kepada PT. BSP terkait dengan Penanganan High Pressure pada pipa salur (Shipping Line) yang menyalurkan minyak produksi PT.BSP dari GS Zamrud-NBS Minas yang terjadi sejak 2 Maret 2024 lalu, masih belum dapat terselesaikan. Akibatnya terjadi kondisi Top Tank di GS Zamrud sehingga dilakukan penutupan sumur sejak 4 Maret 2024 sampai sekarang, dan LPO sudah mendekati 500 MB atau hampir 40 juta USD, serta terus bertambah hingga waktu yang belum dapat dipastikan
Terkait hal tersebut SKK Migas meminta PT. BSP salah satu isinya adalah PT.BSP harus menggunakan jasa pihak konsultan ketiga yang memiliki Expertise di bidang Flow Assurance, yang sudah pernah menyelesaikan permasalahan sejenis di PHR atau KKKS lain. Dan Segera melakukan penanganan yang lebih aggressive, karena sudah kondisi 5 titik-titik yang diduga terdapat hard congeal (Membeku).
Sampai berita ini diterbitkan, pihak manajemen PT. BSP, media ini tidak memperoleh konfirmasi walau sudah beberapa kali dihubungi.
(Red)